Thursday, July 10, 2003

COWOK + CEWEK = PACARAN ???

“Li, ntar pulang jadi nebeng gue, gak?” tanya Arnold.
“Jadi dong. Jam 2 ketemuan di hall C ya. Tapi ntar temenin gue bentar ke Gramedia ya, please… Mesti beli bahan-bahan buat mading nih,” kataku.

Kejadian pulang bareng ini emang sering banget terjadi semenjak aku dan Arnold sama-sama jadi pengurus mudika paroki. Awalnya kami cuma kenal biasa aja lewat kepanitian Muspar. Kemudian tugas dan posisi di mudika paroki membuat komunikasi di antara kami jadi cukup sering. Apalagi kami kuliah di kampus yang sama. Kadang-kadang program kerja mudika pun dirapatin di kampus.

Hubunganku dan Arnold bukan hanya sebagai wakil dan ketuanya, tapi udah kayak saudaraan. Deket banget deh. Untungnya aku sudah punya cowok, jadi nggak digosipin yang aneh-aneh kalau pergi berdua dia.

Tapi kita berdua juga kadang-kadang berantem. Lebih tepatnya aku duluan sih yang memulai. Yang jadi persoalan yah nggak jauh-jauh dari mudika juga. Biasanya berantemnya lewat e-mail. Pernah juga sih aku bete banget sama dia dan dia aku diemin. Waktu itu mudika paroki bikin Bazar Paskah. Situasi yang under pressure membuat aku jadi sedikit sensitif dan gampang marah. Arnold jadi bingung dan ngirim e-mail permintaan maaf karena mengira dia yang bikin aku marah dan bete. Baru pertama kalinya aku lihat Arnold kebingungan karena didiemin. Hehehe…. Lucu juga. Dia begitu karena sudah menganggap aku sebagai adiknya.

Seneng banget, deh, punya sahabat kayak Arnold. Baru pertama kalinya aku bisa punya temen cowok yang deket kayak saudaraan. Sebelum bersahabat dengan Arnold, orang-orang di lingkungan sekitarku selalu berpikiran bahwa nggak mungkin cowok dan cewek hanya sebagai sahabat. Kalaupun temenan deket ujung-ujungnya pasti jadi pacar. Persahabatanku dengan Arnold membuktikan bahwa pikiran mereka salah.

Cowok dan cewek bisa kok berhubungan dekat sebagai sahabat. Emang sih, batas antara sahabatan dan pacaran itu tipis. Tapi kita bisa, kok, narik garis pembatas antara pacar dan sahabat. Nggak mungkin lah misalnya kita gandengan tangan terus sama sahabat cowok, ntar ada yang salah ngertiin. Kalau aku sendiri ngebedainnya dengan nggak pergi berdua Arnold ke tempat-tempat yang sudah terkonotasi hanya untuk orang pacaran. Seperti bioskop, kafe yang romantis, atau pesta valentine sebagai contohnya.

Kalau kalian punya sahabat cowok, syukurilah dan jagalah persahabatan kalian. Pacaran itu bisa putus, tapi kalau persahabatan tidak akan bisa putus. Kalian bisa baca di Amsal 17:17, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran”. So, friends forever, OK!