Thursday, November 04, 2004

Indahnya Doa

"Tuhan. ajari aku untuk berdoa. Ajari aku untuk lebih bisa mengerti akan kehendak-Mu. Karena sering aku merasa tak bisa berdoa. Aku tak tahu apa yang harus kuucapkan dan bagaimana aku harus memulai doaku. Apalagi akhir-akhir ini ada kejadian yang sangat tidak menyenangkan. Rasanya percobaanku berat sekali. Aku semakin tidak bisa mengerti diri-Mu. Apa yang Kau kehendaki? Rasanya baru sebentar aku bisa menikmati indahnya kebersamaan dengan diri-Mu, sekarang yang kurasakan hanyalah kehampaan. Kenapa Tuhan? Kenapa?"

Terkadang kita merasa Tuhan begitu jauh dari kita. Tak tergapai dan tak dapat dimengerti. Kita merasa bahwa Tuhan harus mengabulkan semua doa dan harapan kita. Menjawab setiap permohonan yang kita ajukan. Menuntut Tuhan untuk mengerti apa-apa saja yang kita butuhkan dan inginkan. Bahkan mungkin kita punya 'wish list' yang kita harap akan dikabulkan oleh Tuhan.

Apapun itu, sadarkah bahwa terkadang kita terlalu menuntut Tuhan untuk berbuat sesuai dengan yang kita inginkan. "Tuhan, Engkau harus mengabulkan keinginanku ini. Tuhan, aku mau mendapatkan barang itu. Tuhan, kenapa aku tidak bisa seperti mereka. Tuhan, kenapa Engkau memberi aku percobaan seperti ini?" Begitu banyak keinginan, begitu banyak tuntutan yang kita ajukan pada Tuhan.

Tapi pernahkah kita bertanya pada Tuhan apa yang Dia inginkan di dalam hidup kita dan merenungkannya dalam-dalam? Ada yang menjawab pernah, ada pula yang tidak pernah. Seorang nenek yang kutemani pada saat-saat terakhir hidupnya mengaku bahwa selama ini beliau terlalu banyak menuntut Tuhan untuk berbuat sesuai yang dia inginkan. Dia menyesali hidupnya selama 65 tahun tidak dipergunakan untuk mencari kehendak Tuhan atas dirinya. Doa pun sudah ditinggalkannya bertahun-tahun yang lalu karena merasa tidak pernah dikabulkan Tuhan.

Waktu yang telah berlalu dilewati dengan penuh kekesalan dan tuntutan. Akankah kita seperti nenek itu? Atau akankah kita berusaha untuk mengerti lebih dahulu kehendak Tuhan sebelum mengajukan permohonan? Efesus 5:15-17 mengatakan: Karena itu perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal , tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

Kini nenek itu sadar bahwa keindahan suatu doa bukanlah pada terkabulnya doa itu, melainkan pada pengharapan yang terus menerus dan pengertian akan kehendak Tuhan.