Monday, May 17, 2004

Pemilu Sukses di Stasi St. Yoakhim, Paroki St. Anna

Sabtu malam (17 April) di pelataran parkir Kapel St. Yoakhim ada lampion-lampion, kursi, dan sekelompok orang menyanyi diiringi musik. Ada apa, nich? Kafe Gaul Mudika Santa Anna pindah ke sana? Bukan. Malam itu adalah puncak dari PEMILU Ketua Mudika Stasi Yoakhim 2004-2006, yaitu pembacaan surat suara.

Pemilu ini cukup unik lho. Calon-calon kandidatnya diajukan oleh para mudika dengan menuliskan nama calonnya di papan pengumuman di depan kapel. Pencoblosan nama para kandidat dilakukan pada tanggal 10-11 April (selama misa Paskah) . Uniknya lagi setiap Mudika dikasih amplop yang berisi kertas dengan foto 7 kandidat dan tusuk gigi untuk nyoblos! Gak pernah kepikir kan nyoblos pake tusuk gigi.

Mudika Stasi Yoakhim yang terdiri dari lima wilayah (Malaka Jaya, Malaka Sari 1 dan 2, Pondok Kopi 1 dan 2) cukup terwakili oleh tujuh kandidat. Mereka adalah Sigit Triyono (Pondok Kopi 1), Danang (Malaka Sari 2), Andreas Wibisono (Malaka Jaya), Sigit Hartono (Malaka Jaya), Gracia (Pondok Kopi 1), Eni (Malaka Jaya), dan Jefry (Malaka Jaya). Jumlah mudika yang tercatat di Stasi Yoakhim adalah 470 orang. Yang menggunakan hak suaranya untuk memilih ada 408 mudika. Kita bisa lihat bahwa partisipasi mudika disini cukup tinggi dan jumlah kandidatnya lebih banyak daripada Pemilu Ketua Mudika Paroki 2002 yang cuma empat orang.

Pengurus Mudika Paroki sendiri sangat antusias dengan pemilu ini. “Saya cukup antusias melihat dari antusiame mereka, cara pemilihannya, dan cara mereka mengimplementasikan dan melaksanakan pemilu ini. Dari sini kita bisa belajar untuk Pemilu Ketua Mudika Paroki yang akan diadakan pada bulan Juli 2004,” kata Benny, Kabid. Organisasi.

Beny Pandu dari Seksi Kepemudaan pun cukup surprise dengan pemilu ini, yang menurutnya termasuk rekor untuk tingkat partisipasi mudika yang ikut memilih. Oleh karena itu ketua mudika stasi yang baru nanti sangat legitimate, dan kepercayaan dari 408 orang ini harus dimanfaatin oleh 7 kandidat, bukan hanya oleh satu orang saja. Ada tiga hal yang membuat pemilu ini berhasil, yaitu adanya dukungan dari orang tua, senior yang mau turun tangan, dan tingkat partisipasi mudika. “Menurut gue, sejak aktif di Mudika dari tahun 1998, ini adalah Pemilu Mudika yang paling bagus,’’ kata Beny.

Sebagai ketua baru akhirnya terpilih Danang dengan jumlah suara 121 dari 408 surat suara. “Perasaan gue stress juga nich. Karena ini awal baru, harus mulai dari awal lagi. Dan waktu yang diberikan bagi gue singkat karena kayaknya gue cuma bisa sampai tahun 2005 aja,” kata Danang. Untuk mengantisipasi hal ini, Danang kemudian langsung memilih Wakil, Sekretaris, dan Bendahara. Sehingga nantinya tugas yang ada dapat dikerjakan secara teamwork, dan tidak bertumpu pada satu orang saja. Maju terus Danang!

Friday, May 14, 2004

Choose Your Leader!

Who is your leader? Pertanyaan ini kayaknya pas juga untuk saat-saat sekarang. April kemarin PEMILU Nasional tahap pertama telah diadakan. Di kalangan anak mudika sendiri ada wilayah dan stasi yang telah melakukan pergantian ketua mudika. Bulan Juni besok Mudika Paroki juga mau ngadain Pemilu Ketua Mudika Paroki St. Anna. So, pertanyaan di atas cukup layak dipikirkan jawabannya.

Seringkali orang mengidentikkan pemimpin dengan posisi. Hanya karena seseorang menduduki posisi tertentu tidak berarti kemudian ia seorang pemimpin. Leadership itu fungsi, bukan posisi. Selain itu seorang pemimpin yang baik juga harus bisa membawa orang dari satu titik ke titik lain dengan cepat. Keputusan yang kebenarannya hanya 80% namun dibuat hari ini jauh lebih berguna daripada keputusan yang 100% benar namun baru dibuat keesokan harinya. Jadi, kepemimpinan adalah sesuatu yang sangat dinamis dan tidak statis.

Seorang peneliti kepemimpinan menemukan setidaknya ada 17.800 artikel yang dipublikasikan dalam bentuk jurnal mengenai kepemimpinan dari tahun 1986-1996. Ini baru dalam bentuk jurnal, belum yang lainnya. Dari sini bisa kita lihat bahwa leadership telah menjadi topik yang terus diteliti dan berkembang. Kepemimpinan adalah proses seumur hidup yang tidak ada habisnya

Dalam alkitab sendiri telah banyak contoh-contoh kepemimpinan yang dapat ditiru. Menurut saya sendiri pemimpin terbesar yang pernah ada adalah Yesus Kristus. Misi dan visi yang dimilikiNya sangat jelas dan Dia konsisten dengan misinya itu, walau ada banyak yang berusaha mengalihkan misi tersebut. Dia baru berkata “it’s finished” ketika di kayu salib. Selain itu integritas yang dimiliki Yesus juga sangatlah luar biasa. Segala yang dikatakannya adalah juga yang dilakukannya.

Selain itu Yesus adalah orang pertama yang mengajarkan bahwa seorang pemimpin itu haruslah melayani orang-orang di sekitarnya. Hal ini bisa kita lihat di Matius 20:25b-27, “Kamu tahu, bahwa bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani….”

So, friends kalo sampe sekarang masih ada yang bingung ngejawab pertanyaan di awal tulisan ini berarti ini saatnya buat kalian untuk ikut menentukan dan memilih siapa sih pemimpin yang kalian inginkan. Choose your leader! Entah itu di tingkat lingkungan, wilayah, stasi, paroki, maupun nasional. Jangan terlalu gampang nyerahin hak pilih kalian di tangan orang lain, meskipun memilih untuk tidak memilih adalah hak kalian juga.

Tuesday, May 11, 2004

Di Ujung Hidup

Tak kusadari telah sampai pada ujung hidup
Kutengok belakang, melihat masa yang tlah lampau
Perasaan yang bercampur-aduk
Bayangan orang silih berganti
Semuanya membaur penuh aneka warna

Kuingat kembali tiap perasaan pada tiap orang
Mereka yang melintas di jalan kehidupanku
Ada yang meninggalkan jejak kakinya
Ada yang hanya bayangan tubuhnya
Ada pula yang aromanya wangi maupun busuk

Namun, ada seorang lelaki yang tak juga hilang
Jejaknya, bayangannya, maupun aroma tubuhnya
Pada dialah jiwaku menitipkan asa dan cinta

Hati boleh mencintai banyak orang
Tapi jiwa hanya akan memilih satu pasangan

Pada suatu siang
Dimana matahari menampakkan emosinya yang garang
Jiwaku dan jiwanya melebur menjadi satu

Dan di ujung hidup ini
Lelaki itu kembali hadir
Dia… dan hanya dia…
Bintangku….


Jakarta, Mei 2004