Tuesday, July 05, 2016

Untuk saudaraku

Ketika kau membuka mata hatimu, wahai saudaraku,
Dunia ini tidak hanya hitam dan putih.
Ada banyak warna yang sangat indah
Warna-warna yang bahkan kau tidak tahu namanya,
namun mereka selalu ada dan bahkan sudah ada ketika kau belum dicipta.

Bukalah mata hatimu, saudaraku.
Ijinkanlah matamu melihat sedikit saja
warna-warna tersebut.
Dunia ini bukan hitam dan putih saja,
yang bahkan abu-abu pun tak punya tempat.

Bukalah mata hatimu, saudaraku.
Dunia ini begitu indah.
Bukalah tudung hitam yang menyelimuti hatimu.
Dan biarlah segenap warna-warni dunia
masuk ke dalammu.

Karena hidup ini terlalu indah
hanya untuk sekedar tahu hitam dan putih.

-christie nathalia, 5 Juli 2016-

Wednesday, June 08, 2016

Pagi dan Malam

Jangan tanya aku mana yang lebih kusukai antara pagi dan malam.
Dua-duanya kucintai dengan keunikannya.
Pada malam aku bisa merasakan pekatnya gelap berbintang,
dengan sedikit senyuman rembulan.
Dinginnya malam, sepinya malam,
selalu menjadi pasangan serasi
untuk bercengkrama dengan apapun.
Tambahkan secangkir kopi,
maka malam mu akan semakin sempurna.
Pada pagi aku selalu menikmati semangat
yang dibawa sang mentari
Hangat, menyalurkan cinta untuk seisi bumi.
Anak-anak tertawa gembira
bermain diantara pepohonan yang bersenandung.
Angin membawa harumnya sari bunga
kehidupan
Begitu wangi...
Wangi yang selalu akan terbawa
sampai ketika malam menjemput pagi.

-christie nathalia 07 Juni 2016-

Pahitnya Harapan

Orang-orang menjadi dewasa karena bertemu pahitnya hidup
Hidup bukan melulu tentang mentari bersinar penuh cinta
Tapi juga ada hujan, yang membuat kita ingat bahwa terkadang menangis
itu tak apa
Membuat kita berhenti sejenak
Untuk berteduh
Dan sambil menunggu redanya hujan,
kita diingatkan bahwa cinta tak selalu jatuh di tempat yang tepat
Namun cintalah yang membuat kita tak berhenti berharap
Mungkin setelah hujan akan ada mentari yang ceria
Disertai pelangi yang membungkus bumi
Mungkin setelah ini cintaku akan menemukan rumahnya

-christie nathalia 27 Mei 2016-

Rindu Ini Dingin

malam ini dingin, sayang
hujan begitu rindu pada bumi
seharian ini dia sibuk menyapanya
kerinduannya merasuk sampai ke sumsum
begitu dingin
seperti rinduku padamu yang tak perlu berjumpa
karena semestaku sudah punya nama
yaitu kamu

-christie nathalia 31 Mei 2016-

Tidurlah

Tidurlah ketika lelah
Biarlah penatmu hilang seiring malam menjemput pagi
Dan terbangun berselimutkan cahaya mentari
Seiring dengan cicip riang burung-burung

Tidurlah..tidur

-christie nathalia 26 Mei 2016-

Malam Menjumpai Pagi

Malam selalu setia menjumpai pagi
Untuk kemudian meninggalkannya sendiri
Karena malam tahu bahwa pagi hanya akan bersinar ketika tak ada malam disisinya
Mereka saling mencintai tanpa harus bersama

-christie nathalia, 24 Mei 2016-

Bulan Selalu Ada Untuk Bumi

Aku hanya akan diam
Di sini
Melihat dari kejauhan
Menunggu hingga waktu akhirnya berpihak pada kita.
Karena ini rasa yang begitu sederhana
Sesederhana bulan yang akan selalu ada untuk bumi
Menyapa dalam setiap purnama

-christie nathalia, 19 Mei 2016-

Rinduku Seperti Merpati

Rinduku untuk dirimu
yang tak akan pernah tahu rasa ini
Rindu yang selalu sabar
Seperti ombak yang tak pernah lelah
menyapa pantai
Rindu yang selalu membuatku pulang
Karena merpati tak pernah lupa rumahnya

-Christie Nathalia, 19 Mei 2016-

Saturday, December 27, 2014

Surat untuk Manu

From: Kirana RAHAYU
To: Emmanuel LENGRAND

Manu, maaf aku baru bisa membalas email-mu. Karena memang aku baru membuka inbox email-ku setelah beberapa bulan berlalu sejak perpisahan kita di bandara.

Aku menghindar dari segala hal yang mengingatkanku padamu.

Hatiku masih terlalu pedih. Bahkan hanya untuk mengetik namamu saja rasanya aku tak sanggup. Ragaku berada di Bandung, tapi hatiku tak ada di sini. Sepertinya kepergianmu juga membawa hatiku bersamamu.

Tu me manques mon chéri d'amour ...
Setiap detik, setiap menit, setiap jam aku selalu merindukanmu.
Aku rindu memelukmu. Rindu menatap matamu yang berwarna hijau seperti dedaunan musim semi.

Manu ...Manu ...Manu ...
Ingin rasanya kuteriakkan namamu berkali-kali. Berharap kamu muncul dan memelukku. Di saat yang sama aku merasa bahagia sekaligus perih karena takdir telah mempertemukan dan juga memisahkan kita berdua.

Malam-malam aku sering menatap bintang di langit dari kamar kost ku. Berharap mungkin saja kamu juga sedang menatap bintang yang sama di Paris, merasakan kerinduanku padamu.

Manu ...
Di matamu aku telah jatuh cinta.
Di matamu aku tahu bahwa aku takkan bisa hidup tanpa kau menjadi kekasihku.
Karena itu aku butuh waktu untuk bisa menerima keadaan ini. Sekali lagi maafkan aku yang tak bisa segera membalas email-mu.

Mungkin hanya waktu yang bisa menyembuhkan rasa perih di hatiku. Tapi waktu tidak akan bisa menggantikanmu di hatiku.

Je t'aime mon coeur ...

-----------------

Kirana, Bandung, 11.369 km dari Paris:
Email itu tak pernah kukirim. Hanya tersimpan di draft email-ku. Aku tak sanggup mengirimkannya pada Manu. Dan akhirnya aku hanya bisa menangis setiap membaca email dari Manu. Entah kapan aku bisa membalas emailnya. Entah kapan Manu akan lelah mengirim email untukku. Hanya waktu yang akan menjawab segalanya.

Friday, December 05, 2014

[Review] Finally You by Dian Mariani

Cinta itu memang tidak pernah membosankan untuk dibicarakan. Dari tua sampai muda semua sah-sah saja untuk bicara cinta. Cinta itu tidak pandang usia, status, kasta ataupun hal lainnya yang biasa kita anggap sebagai penghalang. Cinta bahkan bisa datang di waktu salah. Tapi cinta tak pernah salah menemukan orang yang tepat.

Seperti yang ditulis mbak Dian Mariani dalam buku Finally You ini: "Ternyata bukan tentang waktu. Bukan juga tentang masa lalu. Ini tentang menemukan orang yang paling tepat untuk hidupmu."

Membaca buku ini membuatku bisa merasakan yang Luisa rasakan. Segala kegalauan Luisa dan Raka ditulis dengan begitu baik, sehingga sulit meninggalkan buku ini untuk melakukan aktivitas lain. Akhirnya buku ini selesai dibaca dalam waktu sehari saja.

Berikut sedikit isi buku dari mbak Dina Mariani:

Penulis: Dian Mariani
Editor: Herlina P. Dewi
Proof Reader: Weka Swasti
Desain Cover: Teguh Santosa
Layout isi: Deeje
Penerbit: Stiletto Book
Cetakan I: Juni, 2014
Tebal: 275 halaman

Buku ini mengisahkan tentang Luisa dan Raka yang sama-sama mengalami yang namanya patah hati karena cinta. Mereka berdua bekerja di kantor yang sama. Kedekatan mereka dimulai ketika Raka 'terpaksa' pura-pura menjadi kekasih Luisa. Ketika itu Luisa tanpa sengaja bertemu dengan mantan pacarnya, Hans, yang sedang kencan dengan pacar barunya.

Setelah kejadian itu Raka dan Luisa mulai sering makan malam bersama sepulang kantor. Luisa masih berusaha melupakan Hans. Sedangkan Raka sepertinya tak akan bisa lepas  dari sosok perempuan cantik bernama Saskia. Dari Saskia, Hans merasakan cinta yang menggelora, dalam, dan pekat. Tapi Saskia tak akan pernah menjadi milik Raka.

Ternyata di dalam hati sepasang anak manusia yang sedang terombang-ambingkan oleh cinta itu, mulai tumbuh perasaan cinta terhadap satu sama lain. Walau mereka belum bisa lepas sepenuhnya dari masa lalu.

Masa lalu yang belum selesai itu akhirnya membawa keretakan dalam hubungan Luisa dan Raka. Saskia yang mencoba kembali ke pelukan Raka menyebabkan kesalahpahaman terjadi antara Luisa dan Raka. Saskia menang. Dan Luisa kembali ke pelukan Hans yang ternyata juga masih mengharapkan Luisa.

Luisa kembali ke kantor lamanya dimana Hans juga bekerja di sana. Namun ternyata bersama Hans pun tak dapat membuat Luisa melupakan Raka dengan mudah. Padahal mereka baru sebentar menjalin hubungan, sedangkan dengan Hans sudah bertahun-tahun.

Berpisah dari Luisa membuat Raka kembali ke bad habit-nya. Kerja lembur sampai malam dan makan sembarangan. Tak ada yang mengingatkan dia tentang healthy food, tak ada yang menemaninya menjajal aneka kuliner. Raka pun berusaha untuk lepas dari Saskia yang tak pernah ingin melepasnya.

Pertemuan Luisa dan Raka di rumah sakit semakin menegaskan tentang perasaan Luisa pada Raka. Sayang, waktunya ternyata belum tepat. Mereka masing-masing masih harus menyelesaikan masa lalu yang masih mengikuti.

Sampai akhirnya ketika mereka telah menutup masa lalu, Luisa bertemu dengan Raka.

"Tentang ... masa laluku?" Raka mencoba bertanya. Walau ia takut sekali mendengar jawabannya.

"Masa lalumu itu udah nggak penting. Kalaupun penting ... aku rasa ... lebih penting kamu," jawab Luisa sambil balas menggenggam tangan Raka. (Halaman 266)

Friday, November 28, 2014

Aku Tanpa Kita

Apakah aku atau kamu kah yang berubah?
Tapi aku mulai merindukan kita yang dulu
Ketika aku dan kamu masih menjadi kita
Ketika tak ada yang lain selain aku
Ketika hanya kamu yang selalu ada di mimpiku
Ketika semua itu berubah, maka kita pun lebur menghilang dalam waktu
Dan kembali menjadi aku
Aku tanpa kita

Sunday, November 16, 2014

Aku Istimewa

Karena aku istimewa, maka aku tak mau jadi yang ke-2.
Karena aku berharga, maka aku ingin selalu kau jaga.
Karena aku tak sanggup jadi yang ke-2, maupun merasa tak berharga.

Saturday, November 15, 2014

SERIBU

Seribu bintang tak kan menggantimu
Seribu kepakan merpati tak kan membawaku padamu
Seribu musim hujan berlalu
Aku masih belum bisa mendekapmu
Mungkin memang aku hanya bisa menyimpanmu di hatiku

11 nov 2014